Sabtu, 10 November 2012

Pengucapan dalam Bahasa Jawa

Dalam Basa Jawa secara tekstual, terdapat unsur konsonan yang hanya terbatas pada 20 huruf sesuai dalam aksara jawa.












         Aksara Jawa

Tetapi seiring perkembangan budaya, seperti masuknya budaya asing, menyebabkan aksara jawa mengalami penyesuaian sehingga dapat digunakan dalam berbagai tuntutan lafal konsonan dari berbagai kata.
Dapat kita lihat dalam Aksara Jawa di atas,
ada dua kali penulisan konsonan "d" yaitu pada "da" dan "dha", hal ini dikarenakan, pengucapan dua suku kata tersebut berbeda..
- "dha" dibaca seperti 'd' pada kata 'dadu', sedangkan 
-  "da" dibaca seperti 'd' pada kata 'adzan'
ada juga dua kali penulisan konsonan "t" yaitu pada "ta" dan "tha", dengan cara baca
- "ta" dibaca seperti 't' pada kata 'tata', dan
- "tha" dibaca seperti 't' yang diucapkan dengan logat Bali, (maaf, saya belum menemukan kata dalam bahasa Indonesia yang menggunakan 't' seperti pada pengucapan "tha" di bahasa jawa ini)

Sedangkan pada unsur vokal, terdapat perbedaan dengan bahasa Indonesia. Coba kita lihat..
a   :  cencang [dibaca 'cencang' seperti pada kata 'kentang'], bermakna : ikat, mengikat
i    :  mari [dibaca 'mari' seperti pada kata 'dari'], bermakna : sembuh
u   :  tatu [dibaca 'tatu' seperti pada kata 'dadu'] bermakna : luka
e, untuk vokal e, terdapat 3 cara baca yang berbeda
- e  ketan [dibaca 'ketan' dengan 'e' seperti pada kata 'pekat'], bermakna : beras ketan
- é   :  étan [dibaca 'étan' dengan 'e' seperti pada kata 'tempe'], bermakna : timur
- è   :  mèpèt [dibaca 'mèpèt' dengan 'e' seperti pada kata 'paten'], bermakna : merapat
o   :  tepo [dibaca 'tepo' seperti pada kata 'kempo'] bermakna : makanan seperti lontong dengan bentuk limas atau segi empat.
Dan perlu menjadi catatan adalah pada sebagian besar kata yang digunakan dalam Basa Jawa, menggunakan huruf vokal 'a' tapi, dalam pengucapannya menjadi 'o' seperti 'o' pada kata 'kosong'.
contoh kata yang menggunakan pola tersebut adalah,
Basa : yang dibaca Boso, bermakna 'bahasa'
Baya : yang dibaca Boyo, bermakna 'buaya'
Lara  : yang dibaca Loro, bermakna 'sakit'
Saka : yang dibaca Soko, bermakna 'dari'
Kula : yang dibaca Kulo, bermakna 'saya' dalam bentuk sopan
dan bahkan ada kata yang mengandung beberapa huruf vokal 'a' yang sama tetapi memiliki pengucapan yang berbeda, misal contohnya
Aksara : yang dibaca Aksoro, bermakna 'huruf/tulisan'
dan masih banyak kata lain yang menggunakan pola tersebut.

Bahasa Jawa

Dari sekian banyak budaya dari suku Jawa, saya akan mencoba mengangkat tentang Basa Jawa. Basa Jawa, dibaca "Boso Jowo"  dengan lafadz 'o' seperti pada kata 'kosong', yang berarti Bahasa Jawa, dan yang akan saya bahas terutama untuk logat dan dialek dari daerah saya, Magetan.
Basa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh suku Jawa, yang berada di wilayah Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur. Basa Jawa memiliki banyak kemiripan dengan Bahasa Sunda dari suku Sunda di Jawa Barat dan mirip juga dengan bahasa yang digunakan oleh sebagian orang Bali. Sebagai tambahan, ada penduduk di luar negara Indonesia yang juga menggunakan Basa Jawa, dimanakah itu? Suriname, Amerika Selatan. Kok bisa? Hal itu terjadi karena adanya pengiriman "kuli kontrak" untuk bekerja di perkebunan milik Belanda di Suriname. Kuli tersebut berasal dari masyarakat Jawa dan dibawa ke Suriname oleh bangsa Belanda pada masa penjajahan dulu. Dan keturunan dari masyarakat Jawa yang dulunya bekerja sebagai kuli perkebunan itulah yang kini menjadi (sebagian) penduduk dari Suriname, dan mengakibatkan adanya suku Jawa di negara tersebut.

Letak negara Suriname, Amerika Selatan

Kembali ke bahasan, Basa Jawa adalah bahasa yang kian berkembang, hal tersebut dapat kita lihat dari kata-kata yang menjadi unsur Basa Jawa yang tidak sedikit merupakan kata serapan dari bahasa lain, misalnya dari bahasa arab, bahasa cina, bahkan  mungkin dari bahasa negara-negara yang pernah menjajah Indonesia.
Menurut saya pribadi, Basa Jawa adalah bahasa yang kompleks, karena dalam Basa Jawa dibedakan dalam beberapa jenis sesuai dengan penggunaannya. Bahasa yang digunakan kepada orang yang dihormati/orang yang lebih tua berbeda dengan bahasa yang digunakan kepada orang yang sudah kita kenal biasa. Ada bahasa khusus yang digunakan dalam lingkungan kerajaan, 'Kraton'. Bahasa yang digunakan kepada teman sebaya dan orang yang baru dikenal pun juga berbeda. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat pasar juga bisa berbeda lagi.
[karena keterbatasan pengetahuan saya, tidak saya sebutkan nama-nama dari bahasa-bahasa tersebut dan tidak pula saya jelaskan, mohon maaf]
Saya tekankan di sini, Basa Jawa bukanlah bahasa yang simpel. Tetapi perlu menjadi catatan, dengan adanya penggunaan bahasa-bahasa yang berbeda sesuai penggunaannnya, masyarakat Jawa mencoba menjunjung kehormatan bagi yang lain, bagi yang lebih tua, maupun bagi orang yang berhak untuk lebih dihormati. Penggunaan bahasa yang tepat dapat menunjukkan "unggah ungguh" (tata krama) dari si pembicara, dan sebaliknya penggunaan bahasa yang salah dapat mengakibatkan seorang di cap tidak memiliki tata krama. Tetapi hal tersebut sekarang ini kurang menjadi perhatian sebagian besar masyarakat Jawa.